UK/ID Festival 2017 - Come Together: Melanggengkan Kolaborasi Seni dan Budaya Lintas Negara - berandaagung

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

Kamis, Desember 14, 2017

UK/ID Festival 2017 - Come Together: Melanggengkan Kolaborasi Seni dan Budaya Lintas Negara


British Council menggelar UK/ID Festival, lebih dari 30 seniman dan organisasi seni turut serta pada program residensi UK/ID, baik Indonesia maupun Inggris selama satu tahun terakhir. Mereka menggali berbagai tema namun selalu bekerja dengan seniman lain, kurator dan masyarakat setempat dengan menggunakan berbagai bentuk media.

UK/ID Festival 2017 mengusung tema "Come Together", yang menyuguhkan beragam rangkaian acara seperti Screening Music Movie, Live Music, Film with Live Score, Performing Arts, Exhibition, UK/ID Talks, Live DJ Set, hingga pada Closing Party. Berlangsung tanggal 17-22 Oktober 2017, di The Establishment, SCBD, Jakarta.

Festival UK/ID diselenggarakan selama enam hari penuh dengan keunikan, dan acara-acara yang tak akan pernah terulang lagi, mulai dari seni pertunjukan hingga film dengan live-scored, mulai dari teknologi kreatif hingga kolaborasi musik, ungkap Paul Smith, Country Director British Council Indonesia.

Terdapat berbagai konten menarik, selain Exhibition: First Date, menawarkan pengalaman pengunjung untuk menikmati karya secara interaktif, ada edukasi lain, pemutaran film England is Mine, kisah seorang pemuda Morrisey yang bermimpi menjadi bintang, 20,000 Days on Earth; dokumenter semi-fiksi tentang legenda rock Nick Cave, dan RuruRadio: Radio of Rock Tour Serial 2; Perjalanan tur musik lokal. Juga Art meets Tech UK meets ID; kolaborasi peleburan seni dan teknologi antar negara, Culinary Heritage from Dayak Iban Civilization - Cooking Section x OK.Video and Rahung Nasution.

Lainnya, rangkaian Frequency Factory Vol. 13: How Music Changes Nations. Sesi yang mengulik bagaimana musik mengubah bangsa. Menyajikan Music Movie dan Talk with Chris Massey, Anton Wirjono, Kimo, dan Hogi Wirjono; Nothern Disco Lights, mengisahkan pelarian sekelompok remaja di Tromso-Norwegia mengubah dance music dan mentransformasi negara mereka untuk selamanya.

Hilmar Farid, Direktur Jendral Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, mengatakan kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperkuat diplomasi budaya, sehingga bermanfaat bagi pengembangan seni dan budaya di kedua negara, serta menjadi sarana dan media pertukaran yang efektif. Diharapkan program ini dapat mendorong inovasi di bidang seni serta memperluas jaringan dan hubungan baik antar seniman yang saling berkolaborasi.


#sahabARTeuropalia#RampaiIndonesiadiEropa#EuropaliaIndonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad