Berkenan dengan budaya ngopi di masyarakat, terdapat
perbedaan antara konsumen yang menikmati kopi dan yang hanya sekedar
meminumnya. Di Kopi Taro kami menawarkan konsep menikmati kopi tanpa bising,
dengan menjalin komunikasi yang baik melalui secangkir kopi, ujar Sabda Taro
pemiliki gerai Kopi Taro yang beralamat di Jalan Panjaitan, No. 9, Palu Timur.
Kamis (25/5/2017)
Sabda menjelaskan usaha atau Bisnis kopi ini memang tidak
pernah mati, kita lihat sekarang perkembangannya sangat meluas dari warung yang
sederhana hingga yang beranekaragam. Bisnis kopi itu bukan yang selalunya
diturunkan dari tempat produsen terbesar ke masyarakat, tetapi juga dapat
dikerjakan langsung oleh masyarakat itu sendiri ke masyarakat lain.
Kopi yang enak tidak selalu neko-neko dengan berbagai
campuran susu, gula dan sebagainya. Biasanya diwakili oleh menu kopi
single-origin yang akan memberikan kenikmatan dengan membawa rasa khas dari
kopi itu tersendiri, ungkap Sabda
Penikmat kopi pastinya mencari sajian yang memiliki esensi
rasa dari masing-masing karakter kopi sesuai daerah tanaman kopinya, sedangkan
peminum kopi mungkin sekedar meminum tanpa memahami seluk-beluk dan
kenikmatannya.
Di Kopi Taro bukan hanya sekedar meminum kopi, tetapi
bagaimana menjalin hubungan baik satu sama lain antara konsumen maupun kami
sebagai penyedia kopi, melalui berbagai sensasi seperti bertukar pengetahuan
untuk tidak menjadi sekedar masyarakat hedonism di gerai-gerai. Walaupun penikmat
kopi di Palu saat ini masih terbilang kecil, tetapi pasarnya ada dari beragam
masyarakat.
Di Palu itu banyak peminum kopi yang hanya sekedar nongkrong
mencari fasilitas wi-fi. Banyak warung kopi yang besar telah mengubah esensi
meminum kopi menjadi tempat tongkrongan sebagai hiburan semata, kata Sabda.
Ia juga menambahkan perlunya pendekatan di komunitas
masyarakat, lebih baik sedikit pasar daripada banyak kompetitor. Artinya dalam
konsep usaha karakter menjadi hal yang penting, oleh karena itu sebagai coffee
shop, Kopi Taro mengandalkan menu kopi single-origin melihat gerai di Palu belum
banyak yang memilikinya sebagai alternatif untuk para penikmat kopi. Daftar
harga yang tersedia pun terbilang ekonomis sekitar 13-22 ribu per menunya.
Menjalankan usaha gerai dengan konsep sederhana, Kopi Taro
pertama pada 2015 dibangun dengan modal awal sekitar sekitar 5jutaan, yang
kemudian dikembangkan dengan berbagai tambahan fasilitas mengikuti pasar dan
konsumen di Palu.
Harapannya KopiTaro bukan hanya menjadi tempat ngopi, tetapi
juga dapat membangun interaksi dan transaksi yang positif dengan saling
mengedukasi dalam mengembangkan gagasan untuk perkembangan Kota Palu. Saya
yakin ke depannya ketika edukasi mengenai kopi semakin tinggi, akan semakin
banyak pasar bisnis kopi yang tercipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar