Antisipasi Lonjakan Harga Daging Menjelang Lebaran - berandaagung

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

Senin, Mei 29, 2017

Antisipasi Lonjakan Harga Daging Menjelang Lebaran


Sepekan sebelum memasuki bulan puasa, pada laporan bina pasar dan distribusi dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Tengah, di Kota Palu dan sekitarnya, harga komoditi daging masih terbilang standar; ayam broiler sekitar Rp.27ribu per ekor dan daging sapi sekitar Rp.107ribu per Kg.

Keadaan di pasaran memasuki pekan pertama, harga daging menimpang dari standar harganya. Terdapat variasi harga di pasar tradisional maupun modern, yang dimana harga daging ayam broiler mencapai sekitar Rp.40-50an ribu per ekor, sedangkan ayam kampung Rp.50-60an ribu, dan daging sapi sekitar Rp.100-190an ribu per Kg-nya.

Dari hasil penelusuran harga tersebut memang sudah beredar menjelang momen bulan puasa. Salah satu pedagang, mengatakan harga itu memang standarnya berhubung krisis yang berkelanjutan dirasakan masyarakat saat ini, apalagi memasuki momen bulan puasa dengan kebutuhan yang semakin meningkat.

Direktur Eksekutif Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) cabang Kota Palu, Mohammad Nur Sihaka, menyampaikan seharusnya di bulan ramadhan itu orang-orang bisa lebih berhemat, tetapi tidak pada kenyataanya, karena memang terbalik di masyarakat kita itu justru di momen ini kebutuhannya meningkat. Senin (29/5/2017).

Lonjakan harga itu normal saja, memang wajar di momen tertentu. Pemerintah bisa mengantisipasi jika memang itu diluar batas kewajaran dari harga normal. Catatannya kita perlu diwaspadai jangan sampai ada kartel yang bermain dalam perdagangan, ujarnya.

Ia juga menghimbau ke peternak maupun penyalur daging untuk saling menjaga perdagangan agar tetap sehar dan tidak terjadi ketimpangan harga yang luar biasa. Perlunya menjaga stabilitas harga untuk mengurangi inflasi di Kota Palu, apalagi dalam bulan puasa ini. Tidak bisa dipungkiri bahwa harga daging atau apapun itu akan naik secara otomatis menjelang hari raya mendatang, karena ketersediaan yang terbatas dengan permintaan yang meningkat pastinya akan mempengaruhi harga.

Jumlah ketersediaan daging di daerah ini kan tidak pernah bisa diekspos secara menyeluruh, sehingga dapat dengan mudah dimainkan oleh siapapun tanpa ada kontrol yang ketat. “Kita tidak punya database tentang jumlah peternak maupun penyalur di daerah ini. Itulah yang menjadi pekerjaan kita semua, perlu adanya kejujuran menjaga stabilitas pasar, seperti pada saat tertentu kebutuhan itu meningkat”, ungkap Nur.

Sekarang pemerintah daerah terlalu berfokus pada harga pangan yang mulai stabil, namun hal-hal kecil terkadang masih lalai dalam pengontrolan, contoh kasus harga komoditi cabai yang pernah melonjak diluar batas kewajaran.

Khusus komoditi daging, memang terdapat program subsidi pemerintah yang dari tahun ke tahun dijalankan melalui penyaluran ke produsen yang disasar, namun pada realisasinya harga daging masih terbilang tinggi tanpa ada penekanan di pasaran.

“Saya yakin bahwa intervensi pemerintah terhadap pasar itu bukan saja di bulan puasa, tapi setiap saat. Minimalnya mengontrol ketersediaan stok, dengan catatan tetap memperhatikan dan memantau harga di masyarakat”, jelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad