Kekeluargaan Masyarakat Banggai Harus Tetap Terjaga - berandaagung

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

Minggu, Agustus 27, 2017

Kekeluargaan Masyarakat Banggai Harus Tetap Terjaga


Kepada masyarakat yang memiliki perbedaan satu sama lain semestinya dapat saling menjaga persaudaraan sebagai sebuah keluarga besar masyarakat Banggai, ungkap Mustar Labalo, selaku Wakil Bupati Kabupaten Banggai yang ditemui dalam kesempatan mendiskusikan pemekaran provinsi Sulawesi Timur. Kamis (24/8/2017)

Menanggapi kondisi dan suasana yang memanas di Banggai beberapa hari lalu, Mustar selaku pihak pemerintah daerah meminta kepada masyarakat yang berselisih harus tetap menjaga suasana kondusif. Saat ini Banggai mendapatkan predikat baik dengan adanya berbagaj perhatian dan penghargaan sebagai daerah yang siap melakukan pemekaran menjadi Provinsi Sulawesi Timur.

Adapun orang yang bertindak kriminal, tentunya kita harus menyerahkannya ke pihak kepolisian untuk memprosesnya sesuai hukum yang berlaku. Kami juga berharap bersama seluruh masyarakat kabupaten Banggai bisa menjaga suasana yang aman demj perkembangan daerah ke depannya yang lebih baik, ujar Mustar.

Sementara itu himbauan juga disampaikan oleh anggota Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM dan Keamanan, Supratman Andi Agtas SH, MH, mengatakan masyarakat harus menahan diri dan lebih tenang menyikapi adanya perbedaan ataupun perselisihan. Yang kita harus kuatkan saat ini yaitu bagaimana membangun daerah lebih baik, bukannya malah kita berselisih.

Kita harus menjaga harmoni dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, apalagi baru saja memperingati momen hari kemerdekaan Indonesia, maka NKRI itu harga mati yang tentunya disergai dengan persatuan. Kalau persatuan bisa kita eratkan, perbedaan pastinya bisa saling dimengerti, tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, warga Kelurahan Jole, Kecamatan Luwuk Selatan, Kabupaten Banggai, Nurholis (20), menghembuskan nafasnya yang terakhir di RSUD Luwuk, setelah diduga dianiaya sejumlah orang di kompleks instansi kehutanan Kelurahan Mangkio, Kecamatan Luwuk, Selasa (22/8/2017) dini hari.

Kematian honorer di Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran ini rupanya menyulut kemarahan pada Selasa malamnya, yang terlihat dari berkumpulnya  sekelompok warga melakukan aksi bakar ban di sejumlah titik Kota Luwuk. Guna mengantisipasi terjadi konflik antarkelompok warga, Bupati Banggai bersama Forkopimda menggelar pertemuan yang melibatkan sejumlah tokoh adat.

Masalahnya pun saat ini sudah dirembukan dan diredamkan melalui adanya pernyataan permohonan maaf kepada warga dan keluarga korban penganiayaan yang berujung maut. Sebagaimana diketahui, penganiayaan tersebut memicu kemarahan warga dari sejumlah wilayah di Luwuk.

Penyelesaiakan perkara ini pun sepenuhnya telah diserahkan  ke pihak Kepolisian untuk mengusut hingga tuntas dan menghukum pelaku dengan hukuman yang setimpal, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad