Refleksi Industri Media dan Masyarakat Massa - berandaagung

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

Kamis, Oktober 19, 2017

Refleksi Industri Media dan Masyarakat Massa


Ketika media terus berkembang hingga menjadi institusi yang memiliki kekuatan penuh untuk mengontrol tatanan sosial, maka patut dipertanyakan bagaimana pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat? Media memiliki kekuatan komunikasi massa yang terstruktur, bahkan dapat berjalan secara sistematis untuk menghegemoni pemikiran tertentu sesuai dengan apa yang diinginkan penguasa institusi media tersebut.

Media sebagai saluran komunikasi massa, tentunya memiliki peran dalam menyalurkan pesan yang berkaitan pada kebijakan dari masyarakat massa itu sendiri sebagai suatu entitas yang saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam beberapa fenomena media dan masyarakat, banyak memunculkan pertaruhan dengan memperdebatkan peran media. Kontroversi mengenai pengaruh media pun memiliki konsekuensi luas bagi masyarakat dan institusi media. Lalu apa yang menjadi masalah dalam kegiatan media dan masyarakat?

Kepentingan ekonomi-politik di balik tataran kepemilikan media menjadi polemik di masyarakat global terhadap realita semu atas dominasi media massa. Di samping itu, kepemilikan dan pengetahuan mengenai institusi media juga perlu dipahami masyarakat dalam konteks pemanfataan kebutuhan informasi. Modernisasi akan terus berlangsung dengan penggunaan media yang secara fundamental terus menerpa masyarakat massa sebagai objek dari perkembangan teknologi informasi. Dalam hal ini, masyarakat memerlukan kebijaksanaannya masing-masing dalam menggunakan media sebagai kebutuhan. Namun di sisi lain pemahaman masyarakat menjadi masalah krusial dalam pemanfataan media. Hal itupun memunculkan pertentangan antara kebutuhan media dan masyarakat, yang masing-masing saling bertarung mempengaruhi satu sama lain.

Media berkembang sangat pesat dengan memainkan perananya di tengah khalayak, sementara itu juga terdapat ketakutan dan ketidakpuasan yang acapkali menjadi akar pemikiran masyarakat massa itu sendiri. Sebagaimana disebutkan Baran, S. J., dan Davis, D. K. (2011). Mass Communication Theory: Foundations, Ferment, and Future. 6th ed.; Akademisi dan pemuka agama tidak menyukai kekuatan media untuk menarik pembaca dengan menggunakan konten yang mereka anggap sangat tidak pantas, vulgar, bahkan berdosa (Brantlinger, 1983). Di samping itu terdapat teori masyarakat massa yang  memiliki beberapa asumsi dasar tentang individu, peran media dan sifat perubahan sosial:

Pertama, Media adalah kekuatan yang kuat dalam masyarakat yang dapat menumbangkan norma dan nilai penting dan dengan demikian merusak tatanan sosial. Untuk menghadapi media ancaman ini harus dibawa di bawah kendali elit. Kedua, Media mampu secara langsung mempengaruhi pikiran rata-rata orang, mengubah pandangan mereka tentang dunia sosial. Ketiga, setelah pemikiran orang diubah oleh media, segala macam konsekuensi jangka panjang yang buruk kemungkinan akan terjadi - tidak hanya membawa kehancuran bagi kehidupan individu, tetapi juga menciptakan masalah sosial dalam skala besar. Keempat, rata-rata orang rentan terhadap media karena di masyarakat massa mereka terputus dan diisolasi dari lembaga sosial tradisional yang sebelumnya melindungi mereka dari manipulasi. Kelima, kekacauan sosial yang diprakarsai oleh media kemungkinan akan diselesaikan dengan pembentukan tatanan sosial totaliter. Keenam, Media massa mau tidak mau memperdebatkan bentuk budaya yang lebih tinggi, yang menyebabkan penurunan peradaban secara umum.

Demikian pada asumsi-asumsi tersebut memperlihatkan bagaimana fenomena media di era kontemporer mendominasi berbagai lini kehidupan masyarakat massa sebagai objeknya, yang kemudian memberikan pengaruh besar dan berpeluang untuk mengintimidasi masyarakat atas kepentingan ekonomi-politik media. Di sisi lain, terdapat resistensi masyarakat massa dengan bersikap konservatif, dan dilematis menjalani kehidupan modernisasi yang terkonstruksi melalui perkembangan teknologi informasi beserta pemanfaatan media massa sebagai produknya. Masyarakat massa memandang media memiliki kekuatan secara mendalam untuk membentuk persepsi tentang dunia sosial, dan memanipulasi tindakan yang acapkali terjadi tanpa disadari. Hal itu pun dapat diasumsikan bahwa pengaruh media harus dapat dikendalikan oleh masyarakat, dengan kata lain fungsi institusi media sebagai kontrol sosial tidak berlaku sepenuhnya, karena terdapat konstituen yang semestinya berdiri setara bersama kebijakan masyarakat itu sendiri.

Referensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad