Berwirausaha atau melibatkan diri dalam kegiatan usaha telah banyak digandrungi oleh anak muda saat ini, seperti berjualan produk dari penyalur, membangun gerai atau warung, bahkan memproduksi produk dengan merek sendiri.
Yuliarti Ardin, sebagai seorang mahasiswa, ternyata juga memiliki banyak pengalaman bergelut dalam kegiatan usaha, hingga saat ini memutuskan untuk berbisnis usaha roti yang diteknuis sudah selama dua tahun terakhir.
Yuliarti Ardin menyampaikan banyak pengalaman dari kegiatan
usaha, yang akhirnya ada peluang untuk membangun bisnis roti dalam skala industri rumahan.
“Sebelumnya memang sudah sering jalankan usaha, dan banyak belajar mulai dari
jualan pulsa, produk kosmetik, sampai membuat kripik pisang dan kue brownis”,
ungkapnya. Kamis (10/8/2017)
Ia menceritakan usaha awalnya sekedar ikut menjualkan roti
yang diproduksi oleh usaha milik temannya, di samping itu ada kerjasama yang
dilakukan melalui bagi hasil keuntungan penjualan. Penjualannya awalnya pun
hanya beberapa bungkus roti saja yang dititipkan ke kantin, warnet, kios dan
sebagainya.
“Lama-kelamaan ternyata hasil keuntungan dari penjualan roti
lumayan baguslah. Melihat peluang itu jadinya mulai mencoba juga untuk memproduksi
sendiri, dengan bantuan modal awal yang diberikan dari orang tua”, ujarnya.
Adapun kendala awal yang dialami, yaitu masalah teknis
produksi. Namun hal itu tidak menjadi hambatan dengan tetap menjalankan
usahanya melalui proses belajar dari tahap ke tahap untuk penyempurnaan
produksi.
Yuliarti menjelaskan bahwa memilih usaha roti karena
peluang dan potensinya sangat baik di pasaran di Palu, apalagi dapat mencakup
ke semua kalangan usia. Berbeda dari usaha sebelumnya, kripik pisang yang
memiliki keterbatasan target konsumen, ditambah biaya produksi yang memakan
banyak waktu dan tenaga.
Harga jual rotinya pun masih terbilang murah, yaitu Rp. 2.000
/ bungkus yang dilengkapi berbagai varian rasa antara lain coklat, coklat
kacang, moka pandan, coklat pandan, coklat pisang, keju.
Sementara itu selama dua tahun usaha berjalan ternyata juga
mengalami peningkatan modal dan produksi, yang awalnya sejumlah 300an kini dapat
mencapai 2.000an roti per hari. Dengan modal awal sekitar 50juta, usahanya kini
dapat meraup omzet hingga mencapai sekitar 40juta per bulan.
Selanjutnya mau membuat aneka jenis roti yang lebih
bervarian. Hanya masih ada kendala dari tenaga kerja yang belum berkompeten
dalam hal produksi. Selain itu juga ada harapannya untuk UKM di Kota Palu ini bisa terus
tumbuh untuk mengurangi pengangguran. Tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar