Berkemah di Matantimali Mountain Trip - berandaagung

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

Senin, Juli 18, 2016

Berkemah di Matantimali Mountain Trip


Menikmati akhir pekan dengan berkemah di area Paralayang - Matantimali memang sudah biasa dilakukan oleh masyarakat, khususnya warga Kota Palu. Namun kali ini ada hal yang berbeda ketika Volca Record menyelenggarakan sebuah acara bertajuk Matantimali Mountain Trip, yang dilaksanakan pada 8 - 9 Agustus 2015.

Pada acara kemah yang bertema Art Camp itu, menyuguhkan rangkaian acara yang diantaranya, penampilan musik dari beberapa band lokal, pameran karya seni, serta temu komunitas. Hal tersebut ternyata telah menambah nilai tersendiri untuk dapat lebih menikmati keasyikan berakhir pekan di Matantimali. Terbukti ketika lokasi kemah yang tersedia dipenuhi oleh para pengunjung, baik yang datang karena ingin menyaksikan gelaran Matantimali Mountain Trip, maupun pengunjung yang sekedar asik berkemah santai bersama kawanannya.

Perjalanan ke Matantimali. Melintasi jalanan di pinggiran Kota Palu, menuju pegunungan dengan jalurnya yang berlika-liku. Semak belukar mulai tampak di kanan dan kiri perjalanan ketika memasuki wilayah Kabupaten Sigi, Kecamatan Marawola Barat. Keasrian lingkungannya juga sangat terasa saat melewati beberapa perkampungan sekitar sebelum tiba di Desa Wayu, area paralayang - Matantimali.

Sejumlah pengunjung yang akan berkemah sudah ramai berdatangan sejak sore hari, beberapa diantaranya telah menyewa tenda dari pihak panitia acara dan sisanya yaitu pengunjung bebas yang membawa tenda pribadi. Lokasi acara berada di area paralayang yang dibagi menjadi dua bagian. Pertama, area tenda sewahan yang diatur berhadapan dengan panggung musik, dan yang kedua, area tenda pribadi dengan sekatan tenda pameran yang membentang menghadap ke arah pintu masuk.

Sebelumnya dijadwalkan Matantimali Mountain Trip akan berlangsung pukul 3 sore, tetapi beberapa kendala secara teknis dan akses dalam perjalanan mengakibatkan keterlambatan waktu pelaksanaan acara. Sehingga acara tersebut baru dimulai sekitar jam 8 malam, yang dibuka dengan pemutaran beberapa film lokal, karya sineas Kota Palu, Yusuf Radjamuda atau yang dikenal Papa Al.
Malam Jadi Menyesakan

Malam menjadi menyesakan. Seketika lokasi perkemahan telah dipadati para pengunjung yang meluas hingga memenuhi area di luar lokasi acara. Memasuki rangkaian acara. Usai pemutaran film yang berlangsung sekitar 30 menit, kemudian dilanjutkan dengan sesi perkenalan beberapa komunitas yang hadir, diantaranya, dari komunitas Paku Payung, Serrupa, Insta Nusantara Palu, TBM Arteria Unisa, Palu Graffiti, dan Eath Hour Palu.


Usai pemutaran film, penampilan musik dimulai sebagai inti dari rangkaian acara, yang dibuka oleh DJ Odyk Maloto. Sementara itu di area pameran juga telah terlihat banyak para pengunjung yang berkumpul melihat pajangan karya-karya seni, maupun dokumentasi sebagai bagian dari perkenalan komunitas yang hadir. Adapun pertunjukan mural dari Serrupa dan aksi bomber dari Palu Grafitti yang berada tepat di depan pintu masuk acara, ternyata juga telah menjadi perhatian tersendiri dari para pengunjung yang baru datang.

Penampilan Musik
Penampilan musik dari band dimulai, Bad Ass Monkey, Pakis dan Markisa, Buka Pintu, dan Smile Jamming nampak sangat berenerjik ketika menjajaki panggungnya. Begitu pun dengan para penonton yang begitu asik menikmati alunan pertunjukan musik semi akustik dari para band. Terlebih lagi pemandangan khas kelap-kelip lampu Kota Palu yang terlihat membelakangi panggung juga menambah kekhusyuan nikmatnya pertunjukan musik sambil berkemah di Matantimali.

Setiap band yang tampil diberikan durasi waktu sekitar 30 menit. Dengan durasi waktu yang seperti itu, memberikan kesempatan kepada para band untuk lebih memanfaatkannya bukan hanya dengan sekedar memainkan lagu-lagu, tetapi juga dapat melakukan hal-hal yang lebih interaktif sehingga bisa mendapatkan perhatian dan kehangatan bersama para penonton.

Beda halnya di akhir penampilan musik yang dilakukan oleh Smile Jamming sebagai band penutup. Mereka menghabiskan waktunya yang kebanyakan meng-cover sejumlah lagu reggae yang sedang tren. Kebanyakan para penontonnya pun memang menunggu penampilan Smile Jamming.

Sebagai band penutup, lebih dari 30 menit. Ternyata durasi yang diberikan oleh panitia tak lagi berlaku, alasannya para penonton yang begitu berantusias dan menikmati sajian musik reggae, meminta Smile Jamming untuk tetap berada diatas panggung, dengan bernyanyi dan memainkan musiknya yang terlampau asik dalam tarian nan santai bergembira di penghujung malam kala itu.
Penampilan musik terakhir sedang berlangsung, pihak panitia pun menyelinginya dengan rangkaian acara pelepasan lampion. Walaupun hanya ada beberapa yang behasil diterbangkan, hal itu juga ternyata menjadi sajian penutup acara yang cukup berkesan.

Berlanjut di Tenda Masing-Masing
Rangkaian acara hari itu pun berakhir sekitar jam 12 malam sesuai dengan yang terjadwalkan, namun terlihat para penonton yang berkumpul memadati pesta malam itu ternyata tak kunjung terpuaskan. Sehingga pesta secara berkelompok pun berlanjut di tenda masing-masing.

Malam terlalu singkat jika dilewati dengan suasananya yang begitu asri. Akhirnya para pengunjung pun banyak menghabiskan malam sambil menunggu terbitnya matahari. Hingga pada pagi hari, lalu berkemas diri dan sesegera mengambil pose berfoto ria di balik pemandangan alam dengan latar sunrise.


Di sisi lain pihak panitia juga melanjutkan kegiatannya dengan memberi himbauan dan memandu para pengunjung agar melakukan kegiatan bersih-bersih lokasi gelaran acara seraya memungut sampah bersama-sama.

Diakui oleh pihak panitia acara bahwa kegiatan ini memiliki konsep, serta pendanaan yang berdasarkan pergerakan independen. Sehingga adanya kekurangan seperti pada manajemen acara, waktu, kru atau panitia menjadi hal yang patut dijadikan sebagai pelajaran. Namun pada penyelenggaraannya sebagai yang pertama kali, kami sangat bangga karena antusias dan respon teman-teman yang hadir begitu besar, ujar Andi Januar.

Do it yourself! Back to nature and let’s go adventure. Demikian pihak panitia menyampaikan pesannya, serta ucapan terima kasih kepada semua pengunjung di Matantimali Mountain Trip. Selain itu juga kepada semua pihak yang memberikan donasi, kepala Desa Wayu serta warganya, kepala Kecamatan Marawolar barat, pihak kepolisian Sigi, Dinas Pariwisata Sigi, dan seluruh pengisi maupun pendukung acara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad