Rio Oscar Bouty: Terinspirasi Dari Komik, Lalu Menggeluti Dunia Artwork - berandaagung

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

Kamis, Juli 17, 2014

Rio Oscar Bouty: Terinspirasi Dari Komik, Lalu Menggeluti Dunia Artwork

Rio Oscar Bouty
Illustrator/Artist
instagram.com/oscaryzm 

Rio Oscar Bouty, atau yang kerap disapa Rio, lahir di Kota Palu pada 2 Desember 1983. Saat ini ia dikenal sebagai artworker, atau yang biasa disebutnya ilustrator. Terbilang dalam waktu yang cukup lama Rio bergelut di dunia artwork atau desain gambar, yang hingga saat ini ia pun telah menghasilkan sejumlah karya melalui pulpen sebagai alat utamanya dalam menggambar di atas media kertas. Kini karya-karya buatannya pun banyak digunakan oleh sejumlah band atau brand, baik yang lokal maupun internasional.

Awalnya Rio mulai terinspirasi ketika masih berusia belasan tahun, dimana saat itu ia menggemari komik yang berjudul Tiger Wong, karya seorang komikus asal Cina, Tony Wong. Di sela kegemarannya itu, timbullah minat untuk menggambar berbagai karakter-karakter yang terdapat dalam komik tersebut. Hingga akhirnya dinikmatilah beragam gambar secara terus-menerus untuk menjadi karya gambar buatannya sendiri. 

Menjalani hobi sebagai seorang penikmat gambar, tanpa sengaja sejumlah karya yang dibuat oleh Rio, telah terkumpul dalam bentuk buku. Saat itulah kemudian munculnya nilai tawar pada karya gambar yang dibuatnya, lalu kemudian dijual seharga Rp. 1.000 kepada teman-temannya yang menyukai karya buatannya itu.

Memasuki tahun 2000-an saat menduduki bangku Sekolah Menengah Atas, Rio pun mulai mengenal perkembangan dunia luar, hingga pada yang paling digemarinya saat itu, yaitu dunia musik “bawah tanah” atau underground. Menyikapi hal itu, beragam koleksi karya seperti CD lagu, poster dan kaos dari beberapa band kegemarannya telah dimilikinya satu persatu. Hingga pada berbagai gelaran acara musik, ia juga sering menuangkan karya gambarnya pada pamflet sebagai media publikasi acara. Disaat yang bersamaan itulah, Rio dikenal sebagai seorang pembuat gambar yang cukup handal.

Dalam kesehariannya, ia pun mulai mempelajari teknik-teknik menggambar secara otodidak. Mulai dari mengamati gambar yang terdapat pada katalog, hingga berdiskusi mengenai gambar di forum-forum pegiat artwork yang dilakukannya melalui internet. Namun pada segi pengembangan yang dilakukannya saat ini, hanya terpaku pada teknik gambar secara manual yang hanya menggunakan pulpen diatas media kertas.  


Di tahun 2009 memasuki tahap yang menyibukkan saat banyaknya pesanan gambar yang didapatkan oleh Rio melalui rekomendasi teman-teman di media jejaring sosial. Karya yang dihasilkan oleh Rio pun saat itu ternyata sudah banyak dilirik oleh para peminat artwork, baik itu yang berada di Indonesia mapun mancanegara.

Adapun daftar pesanan gambar yang pernah dikerjakannya untuk sejumlah band yang berada di beberapa negara, seperti Australia, Amerika Serikat, Meksiko, Peru, dan Inggris. Namun harga yang diberikan pada karya gambarnya kerap tidak menentu. Sehingga banyak para pemesan gambar biasa menghubungi langsung untuk pemesanan yang sesuai dengan apa yang diinginkan.

Berpijak pada pengalaman menggambar, Rio juga sempat ikut serta pada gelaran pameran yang bertajuk Illuminator Artworkfest 2013, yang digelar di Bandung. Saat  itu menjadi salah satu pameran yang paling berkesan menurutnya karena bisa tergabung bersama puluhan artworker ternama lainnya.

Ada beragam karakter gambar yang ditunjukan oleh masing-masing artworker, namun Rio yang berpegang pada kebebasan dalam menggambar tidak mengkhususkan dirinya dalam memilih karakter gambar. Akan tetapi, karya gambar yang paling mendominasi dibuatnya ialah seputaran dunia musik underground, sebagaimana kegemarannya pada sub-genre musik Death-Metal dan Brutal-Metal. Hal itulah yang sampai saat ini memberikan nilai inspiratif dalam mewujudkan berbagai karya yang dituangkannya ke dalam bentuk gambar yang ekpresif dan imajinatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad