Tidak begitu banyak perubahan harga bahan bangunan di awal
tahun ini, kecuali pada produk jenis besi dan baja. Diprediksikan dan
disampaikan sebelumnya oleh Direktur Eksekutif The Indonesian Iron and Steel
Industry Association (IISIA), Hidayat Triseputro pada Media Republika (16/1),
di Jakarta, bahwa sampai saat ini material bahan baku industri besi dan baja di
dalam negeri sebagian besar harus impor, seperti billet dan slab. “artinya
harga bahan baku rentan terhadap perubahan nilai tukar”.
Para pelaku usaha bahan bangunan di Kota Palu pun menyadari
bahwa kenaikan harga bahan bangunan jenis besi dan baja sangat terlihat jelas,
apalagi dengan selisih naik harga jual yang rata-rata berkisar Rp. 1.500 – Rp.
2.000,- per satuannya pada produk seperti seng, paku, bendrat, dan sebagainya.
Sedangkan produk seperti semen dan cat masih berada pada harga normal dari
beberapa bulan sebelumnya. Ungkap Moh. Auliah Rahman, pemilik toko bahan
bangunan di Jalan Yos Sudarso, Senin (27/2).
Zulfahmi, salah satu pemilik toko bahan bangunan di Jalan
Kemiri juga menyampaikan umumnya kenaikan harga bahan bangunan yang ia jual
sering dipengaruhi oleh dampak situasi cuaca dan transportasi. Adapun pengaruh
lain yang sering membuat tingginya kenaikan harga bahan bangunan, yaitu pada
saat memasuki masa proyek pembangunan daerah, dengan banyaknya permintaan serta
penawaran harga dari para kontraktor. Ujar Zul.
Saat ini untuk harga bahan bangunan khusus
di Kota Palu, seperti besi ukuran 6-12 inchi Full SNI berkisar seharga
rata-rata Rp.23.000-Rp.77.000, semen persacknya Rp. 54.000-Rp. 57.000,
dan cat berukuran 5 kilogram dengan beragam merek seharga Rp. 65.000-Rp.
200.000. Namun kemungkinan harga bahan bangunan dalam beberapa bulan ke depan
pun akan naik, mengingat waktu proyek pembangunan yang kebanyakan dimulai pada
bulan Maret hingga berjalannya dua bulan menuju waktu puasa pada Mei mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar